Demo Telanjang Protes UUD Syariah Mesir, Alia al-Mahdy Terancam

Demo Telanjang Protes UUD Syariah Mesir, Alia al-Mahdy TerancamKairo : Sekelompok aktivis mengajukan permohonan pada Kejaksaan Agung Mesir, meminta penghapusan status warga negara bagi Alia al-Mahdy. Gara-gara ulah perempuan itu yang berdemo telanjang menolak pemberlakukan konstitusi baru yang menekankan hukum Syariah.

Penggugat, Mahmoud Abdel Rahman, menuduh Mahdy, yang telanjang di depan Kedubes Mesir di Swedia telah menodai citra Mesir dan mencaci agama.

Abdel Rahman juga meminta Mahdy dimasukkan dalam daftar buron, sehingga ia bisa ditahan saat masuk ke wilayah hukum Mesir.

Dalam tuduhannya, Abdel rahman menyatakan, Mahdy telah menuliskan kalimat kutukan terhadap konstitusi di tubuhnya yang bugil, dengan bantuan dua aktivis perempuan dari FEMEN -- sebuah organisasi pembela hak-hak perempuan internasional.

Dia menambahkan, Mahdy kemudian menuju Kedubes Mesir di ibukota Swedia, Stockholm. Tiga aktivis itu lalu berdiri di sana telanjang bulat.

"Dengan berdiri telanjang di sana, ia telah mencoreng citra Mesir dan mencaci agama," kata Abdel Rahman dalam keluhan yang disampaikannya pada Jaksa Agung, seperti dimuat situs Al Arabiya, Rabu (2/1/2013).

Abdel melengkapi laporannya dengan CD berisi rekaman berjalannya protes.

Terancam Mati

Pengaduan atas perbuatannya ke aparat hukum, itu biasa bagi Mahdy. Ia mengaku menerima sejumlah ancaman pembunuhan sejak laporan bahwa ia berdemo telanjang di luar negeri menyebar ke Mesir.

"Jika aku kembali ke Mesir, aku pasti dipenjara atau bahkan dibunuh oleh rezim yang berkuasa saat ini," kata dia kepada koran Mesir, al-Watan.

Mahdy juga mengkritik kaum liberal di Mesir yang justru menuduhnya merusak perjuangan mereka, dan memberi amunisi bagi kelompok Islam dalih untuk menyerang siapapun yang menentang konstitusi baru.

"Mereka memiliki standar ganda. Mereka mengklaim bahwa mereka percaya pada kebebasan, tetapi mereka tidak pernah mempraktekkan apa yang mereka khotbahkan," kata Mahdy

Lalu, apa hubungannya menentang konstitusi dengan ketelanjangan?

Mahdy mengutarakan alasan di balik protes kontroversialnya itu. Menurut dia, konstitusi baru mendorong diskriminasi terhadap perempuan. Yang ujung-ujungnya diduga akan melucuti hak-hak kaum hawa.

Meski khawatir bakal ditangkap atau dibunuh di Mesir, Mahdy mendapat suaka politik di Swedia, mengaku ingin pulang. "Saya ingin melanjutkan perjuangan saya demi kebebasan dari Mesir. Tapi sekarang saya akan melakukannya dari luar negeri."

Mahdy, yang sebelumnya juga berpose bugil di internet untuk memprotes konstitusi baru. Ia mengatakan bahwa dia tidak menyesali apa yang telah dilakukannya. "Bukan berarti saya tak akan protes telanjang lagi." (Ein) Kairo : Sekelompok aktivis mengajukan permohonan pada Kejaksaan Agung Mesir, meminta penghapusan status warga negara bagi Alia al-Mahdy. Gara-gara ulah perempuan itu yang berdemo telanjang menolak pemberlakukan konstitusi baru yang menekankan hukum Syariah.

Penggugat, Mahmoud Abdel Rahman, menuduh Mahdy, yang telanjang di depan Kedubes Mesir di Swedia telah menodai citra Mesir dan mencaci agama.

Abdel Rahman juga meminta Mahdy dimasukkan dalam daftar buron, sehingga ia bisa ditahan saat masuk ke wilayah hukum Mesir.

Dalam tuduhannya, Abdel rahman menyatakan, Mahdy telah menuliskan kalimat kutukan terhadap konstitusi di tubuhnya yang bugil, dengan bantuan dua aktivis perempuan dari FEMEN -- sebuah organisasi pembela hak-hak perempuan internasional.

Dia menambahkan, Mahdy kemudian menuju Kedubes Mesir di ibukota Swedia, Stockholm. Tiga aktivis itu lalu berdiri di sana telanjang bulat.

"Dengan berdiri telanjang di sana, ia telah mencoreng citra Mesir dan mencaci agama," kata Abdel Rahman dalam keluhan yang disampaikannya pada Jaksa Agung, seperti dimuat situs Al Arabiya, Rabu (2/1/2013).

Abdel melengkapi laporannya dengan CD berisi rekaman berjalannya protes.

Terancam Mati

Pengaduan atas perbuatannya ke aparat hukum, itu biasa bagi Mahdy. Ia mengaku menerima sejumlah ancaman pembunuhan sejak laporan bahwa ia berdemo telanjang di luar negeri menyebar ke Mesir.

"Jika aku kembali ke Mesir, aku pasti dipenjara atau bahkan dibunuh oleh rezim yang berkuasa saat ini," kata dia kepada koran Mesir, al-Watan.

Mahdy juga mengkritik kaum liberal di Mesir yang justru menuduhnya merusak perjuangan mereka, dan memberi amunisi bagi kelompok Islam dalih untuk menyerang siapapun yang menentang konstitusi baru.

"Mereka memiliki standar ganda. Mereka mengklaim bahwa mereka percaya pada kebebasan, tetapi mereka tidak pernah mempraktekkan apa yang mereka khotbahkan," kata Mahdy

Lalu, apa hubungannya menentang konstitusi dengan ketelanjangan?

Mahdy mengutarakan alasan di balik protes kontroversialnya itu. Menurut dia, konstitusi baru mendorong diskriminasi terhadap perempuan. Yang ujung-ujungnya diduga akan melucuti hak-hak kaum hawa.

Meski khawatir bakal ditangkap atau dibunuh di Mesir, Mahdy mendapat suaka politik di Swedia, mengaku ingin pulang. "Saya ingin melanjutkan perjuangan saya demi kebebasan dari Mesir. Tapi sekarang saya akan melakukannya dari luar negeri."

Mahdy, yang sebelumnya juga berpose bugil di internet untuk memprotes konstitusi baru. Ia mengatakan bahwa dia tidak menyesali apa yang telah dilakukannya. "Bukan berarti saya tak akan protes telanjang lagi." (Ein) 

liputan6.com

0 Response to "Demo Telanjang Protes UUD Syariah Mesir, Alia al-Mahdy Terancam"

Posting Komentar