New York : Berawal dari virus di perut, yang memicu dehidrasi, dan membuatnya pingsan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton mengalami gegar otak akibat benturan di kepalanya saat jatuh tak sadarkan diri. Belakangan dokter menemukan ada gumpalan darah di organ bagian atasnya itu.
Dokter mengungkapkan, berdasarkan hasil pemindaian MRI (Magnetic Resonance Imaging) mengungkapkan adanya pembentukan right transverse sinus venous thrombosis -- gumpalan darah di pembuluh vena di belakang telinga kanan Bu Menteri. Antara otak dan tengkoraknya.
Kabar baiknya, "kondisi tersebut tidak mengakibatkan stroke atau kerusakan syaraf," kata Lisa Bardack dan Dr Gigi El-Bayoumi, yang merawat Clinton, seperti dilansir BBC, Selasa 1 Januari 2012.
Bu Menteri secara psikologis dinyatakan dalam kondisi baik, bersemangat, "dan terus berkomunikasi dengan para dokter, keluarga, dan stafnya," demikian pernyataan para dokter.
Sementara, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Philippe Reines mengatakan, dokter menemukan gumpalan darah Minggu lalu. Saat ini Clinton sedang menjalani perawatan antikoagulan -- zat yang mencegah penggumpalan darah.
Paling Banyak ke Luar Negeri
Tugas sebagai Menlu membuat jadwad Clinton, 65 tahun, luar biasa sibuk. Ditambah tetek bengek kasus penyerangan kantor diplomatik AS di Benghazi, Libya, September lalu. Yang menewaskan Dubes Chris Stevens dan sejumlah stafnya di tengah protes film anti-Islam, "Innoncence of Muslims".
Hillary, yang disebut-sebut bakal maju dalam Pilpres 2016 mendatang, menjadi Menlu AS yang paling banyak bepergian sepanjang sejarah Negeri Paman Sam.
Selama empat tahun bertugas, ia mengunjungi 112 negara. Terakhir sebelum pingsan, ia sempat berkunjung ke Dublin awal Desember lalu.
Sebelumnya berulang kali, Hillary mengutarakan niatnya untuk mengabdi selama satu periode dalam kabinet Barack Obama, meski sang Presiden terpilih untuk kali keduanya.
Obama telah menominasikan Senator John Kerry, politisi dari Demokrat dari Massachusetts, untuk menggantikan posisi Hillary. (Ein)
Dokter mengungkapkan, berdasarkan hasil pemindaian MRI (Magnetic Resonance Imaging) mengungkapkan adanya pembentukan right transverse sinus venous thrombosis -- gumpalan darah di pembuluh vena di belakang telinga kanan Bu Menteri. Antara otak dan tengkoraknya.
Kabar baiknya, "kondisi tersebut tidak mengakibatkan stroke atau kerusakan syaraf," kata Lisa Bardack dan Dr Gigi El-Bayoumi, yang merawat Clinton, seperti dilansir BBC, Selasa 1 Januari 2012.
Bu Menteri secara psikologis dinyatakan dalam kondisi baik, bersemangat, "dan terus berkomunikasi dengan para dokter, keluarga, dan stafnya," demikian pernyataan para dokter.
Sementara, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Philippe Reines mengatakan, dokter menemukan gumpalan darah Minggu lalu. Saat ini Clinton sedang menjalani perawatan antikoagulan -- zat yang mencegah penggumpalan darah.
Paling Banyak ke Luar Negeri
Tugas sebagai Menlu membuat jadwad Clinton, 65 tahun, luar biasa sibuk. Ditambah tetek bengek kasus penyerangan kantor diplomatik AS di Benghazi, Libya, September lalu. Yang menewaskan Dubes Chris Stevens dan sejumlah stafnya di tengah protes film anti-Islam, "Innoncence of Muslims".
Hillary, yang disebut-sebut bakal maju dalam Pilpres 2016 mendatang, menjadi Menlu AS yang paling banyak bepergian sepanjang sejarah Negeri Paman Sam.
Selama empat tahun bertugas, ia mengunjungi 112 negara. Terakhir sebelum pingsan, ia sempat berkunjung ke Dublin awal Desember lalu.
Sebelumnya berulang kali, Hillary mengutarakan niatnya untuk mengabdi selama satu periode dalam kabinet Barack Obama, meski sang Presiden terpilih untuk kali keduanya.
Obama telah menominasikan Senator John Kerry, politisi dari Demokrat dari Massachusetts, untuk menggantikan posisi Hillary. (Ein)
liputan6.com
0 Response to "Ada Gumpalan Darah di Antara Tengkorak & Otak Hillary Clinton"
Posting Komentar