Jalan untuk mulai menjadi negara nomor satu terkemuka antara lain membutuhkan suatu kekuatan militer yang besar, kuat dan termotivasi. Memang peran militer sangat penting dalam melestarikan, melindungi dan menyebarkan dasar-dasar ideologis negara. Dari waktu ke waktu kekuatan militer dari negara-negara yang berbeda telah memperkuat mereka untuk bisa tetap
berdiri di dunia. Era Perang Dingin antara bekas Uni Soviet dan Amerika Serikat memberi kesaksian bahwa kekuatan militer yang tangguh dan jangkauan globalnya telah membantu kekuatan-kekuatan itu untuk menjaga roda dunia bipolar pada abad kemarin untuk dapat tetap bergerak.
Pentingnya kekuatan militer sebagai pendorong utama untuk tetap menjadi negara-negara berada pada posisi terdepan digambarkan oleh anggaran pertahanan Amerika Serikat, Rusia, Cina atau Inggris. Bahkan selama beberapa tahun terakhir di era terburuk resesi keuangan dan ekonomi sekalipun, tidak satu pun dari negara-negara itu yang telah mengurangi anggaran pertahanan mereka. Dalam 10 tahun terakhir data dari abad ke-21 ini menunjukkan, bahwa anggaran pertahanan Amerika Serikat terus meningkat.
Kekuatan Militer Dunia Islam
Dunia Islam memiliki potensi untuk menjadi suatu negara adidaya dengan kekuatan militer yang amat besar yang merupakan gabungan militer aktif berkekuatan 5,59 juta personil. Sebenarnya kekuatan ini jauh lebih tinggi daripada kekuatan global Amerika saat ini, yang berhasil mempertahankan supremasi hegemoninya yang tidak terbantahkan atas seluruh dunia setelah jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1990-an lalu. Sebenarnya Amerika Serikat hanya memiliki 1,47 juta personil militer aktif, Rusia memiliki 1.037.000, Cina memiliki 2,25 juta, sementara dua anggota permanen Dewan Keamanan PBB lainnya Prancis dan Inggris berturut-turut hanya memiliki 0,26 dan 0,24 juta personil militer aktif.
Seluruh Dunia Islam memiliki tentara aktif sekitar 0,4 juta lebih banyak dibandingkan dengan total kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yang bertindak sebagai otoritas keamanan dunia. Selain itu, Dunia Islam memiliki sekitar 0,6 juta militer aktif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah total negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan Cina). Memang, kelima anggota Dewan Keamanan secara bersama-sama memiliki pasukan cadangan yang lebih dibandingkan dengan total tentara dari Dunia Islam. Namun, jumlah total dari pasukan cadangan Dunia Islam lebih besar dari Amerika Serikat, Rusia, Cina, Prancis dan Inggris secara individual.
Apalagi dalam hal kemungkinan terjadinya perang antara negara Khilafah Islam dan kekuatan-kekuatan militer Barat, pasukan paramiliter akan memainkan peran penting. Karena pasukan paramiliter bisa bekerja sebagai pasukan tempur, pada perang gerilya, dan dapat juga bekerja sebagai staf pendukung untuk perang.
Sungguh menakjubkan untuk dicatat bahwa seluruh dunia memiliki pasukan paramiliter sebesar 20.526 juta personil; 11.32 juta di antaranya adalah milik Dunia Islam. Salah satu negara Muslim, yakni Iran, memiliki lebih dari 11 kali lebih besar pasukan paramiliter dari gabungan lima anggota permanen Dewan Keamanan PBB. Selain itu, Iran memiliki 5 kali lebih banyak pasukan paramiliter tentara dari jumlah gabungan negara-negara BRIC. Dalam hal jumlah kekuatan militer, jumlah kekuatan dari Dunia Islam melebihi tiap anggota permanen Dewan Keamanan PBB baik secara individual maupun secara bersama-sama. Kekuatan militer gabungan dari Dunia Islam adalah 22.42 juta personil, sedangkan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB secara bersama-sama memiliki 15.95 juta personil dan BRIC secara bersama-sama punya 17.53 juta personil.
Kekuatan militer umat Muhammad saw. ini dengan skala tersebut, memperjelas mengapa Barat sangat cemas atas Dunia Islam? Hal ini juga memperjelas bagi setiap pengamat internasional, para pembuat kebijakan tentang alasan mengapa kekuatan Barat bekerja siang-malam untuk menjaga Dunia Islam secara fisik tetap terpisah satu dari yang lain dengan batas-batas palsu negara masing-masing seperti ‘Garis Durand’ antara Pakistan dan Afganistan. Hal ini juga menjelaskan mengapa ide nasionalisme tetap hidup di kalangan Dunia Muslim sebagai alat untuk menjaga mereka terpisahkan dan untuk mendatangkan malapetaka atas umat seperti Perang Irak-Iran, Perang Afganistan-Pakistan dll atau pemisahaan yang tidak perlu antara Sunni dan Syiah.
Dari fakta-fakta dan angka-angka di atas jelas bahwa kekuatan Militer Dunia Islam tidak tertandingi dan tidak ada duanya. Patut disebutkan adanya laporan Steven Kull et. al. (April, 2007) yang diterbitkan oleh Universitas Maryland di Amerika yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden (di lima negara-negara Muslim utama) mengungkapkan dukungan yang kuat untuk memperluas peran Islam dalam masyarakat mereka. Mayoritas di sebagian besar negara itu—rata-rata 71% setuju (39% sangat setuju)—dengan tujuan dibutuhkannya “Penerapan hukum syariah yang ketat di setiap negara Islam.”
Bahkan dapat dhtegaskan bahwa secara mayoritas, yaitu lebih dari 64%, bahkan setuju dengan tujuan ambisius untuk menyatukan negara-negara Muslim menjadi satu Negara Islam tunggal atau Khilafah ‘.
Kemampuan Militer Dunia Islam
Bagi negara manapun saat ini, kemampuan militer secara luas terbagi menjadi tiga bidang utama. Di dalamnya ada Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut.
Dalam hal karakteristik umum dari berbagai kemampuan militer itu, menurut Laporan tahun 2008, Dunia Islam memiliki lebih banyak orang untuk tugas militer. Sebenarnya hanya lima negara terkuat di Dunia Islam (Pakistan, Indonesia, Mesir, Iran dan Turki) yang memiliki hampir dua kali lipat (217.67 juta) orang untuk tugas militer dibandingkan dengan kekuatan global saat ini, yakni Amerika Serikat (118 juta). Suatu diskusi singkat tentang posisi kemampuan militer Dunia Islam yang diwakili oleh lima negara Muslim terkuat mempertimbangkan perbandingannya dengan Amerika Serikat untuk menjelaskan realitas umat Islam untuk menjadi satu-satunya kekuatan global dunia pada tahun-tahun mendatang dengan munculnya Khilafah Islam.
1. Angkatan Darat.
Tahun 2008 Amerika memiliki 29.920 senjata berbasis di darat, sedangkan Dunia Islam dengan hanya lima negara telah hampir setara dengan 27.519 senjata berbasis di darat.
Selain itu, data yang sedikit lebih lama tahun 2001 menunjukkan bahwa Amerika memiliki 5.178 artileri derek dibandingkan dengan 9.333 artileri derek di Dunia Islam. Amerika Serikat memiliki 7.851 tank dibandingkan dengan 8.704 tangki di Dunia Islam. Selain itu, selain kelima negara itu, Suriah memiliki 4.100 tank, Bangladesh memiliki 1.980 tank, Kazakhstan memiliki 1.266 tank, Yaman 1.250, Jordan memiliki 1.179, Saudi Arabia punya 1.055, Aljazair punya 950, Maroko punya 871, Libya punya 800, dan negara-negara Muslim lainnya memiliki tank yang konvensional maupun yang maju. Dunia Islam yang diwakili oleh lima negara (Pakistan, Indonesia, Mesir, Iran dan Turki) memiliki 3.300 pembawa personel lapis baja (armored personnel carrier), 1.012 sistem roket, 13.118 motor, 13.687 senjata anti-tank terpandu, 5.779 senjata anti-pesawat. Selain itu, Iran, Turki dan Pakistan dapat membuat tank-tank modern dan meningkatkan kemampuannya.
2. Angkatan Udara.
Amerika Serikat memiliki 18.169 pesawat udara dibandingkan dengan lima negara Muslim utama dengan total 3.536 pesawat. Selain itu, Amerika punya 1.593 helikopter dibandingkan dengan 1.055 helikopter dari Dunia Islam yang diwakili oleh Pakistan, Indonesia, Mesir, Iran dan Turki. Meskipun negara-negara Muslim lainnya seperti Bangladesh, KSA, Libya dan lain-lain punya ratusan jet tempur, Dunia Islam tertinggal dalam hal ini. Namun, mungkin bisa disebutkan bahwa negara-negara seperti Iran dapat memproduksi jet tempur seperti HESA Azarakhsh yang telah dikembangkan sampai generasi ke-5, sedangkan generasi terbaru Hesa Saeqeh memiliki jangkauan 3000 km. Pesawat-pesawat tempur-pengebom itu memiliki kemampuan untuk melacak pesawat-pesawat musuh, terlibat dalam pertempuran, menargetkan lokasi di darat, dan membawa berbagai macam senjata dan amunisi. Kompleks Angkatan Udara Pakistan—Pakistan Aeronautical Complex (PAC)—dapat merakit dan membuat pesawat udara. Komplesk itu juga dapat mengembangkan LKM-17 Mushshak yang digunakan sebagai pelatih oleh angkatan udara Pakistan.
Fasilitas itu juga melakukan pemeliharaan berbagai jet tempur seperti F-16 dan Dassault Mirage 5. Pakistan dan Cina bersama-sama mengembangkan pesawat JF-17 Thunder (pesawat jet tempur generasi ke-4). Pakistan juga telah menciptakan rudal jelajah yang mampu membawa hulu-hulu ledak nuklir. Selain itu, Turki dapat menghasilkan F-35 jet tempur dan helikopter.
Selanjutnya, Turki dapat menghasilkan pesawat tanpa awak dan juga memiliki perangkat lunak angkatan udara yang sangat modern sesuai dengan teknologi standar global.
3. Angkatan Laut.
Dunia Islam memiliki kapal angkatan laut sekitar 400 kapal laut dibandingkan dengan jumlah kapal laut Amerika sebanyak 1.559. Namun kekuatan armada niaga Dunia Islam 4 kali lebih besar dari yang dimiliki oleh Amerika.
Selain itu, hanya 5 besar negara Muslim yang menyatakan memiliki 27 pelabuhan utama termasuk Selat Malaka, Selat Homruz, Terusan Suez, Teluk Bengal, Tanduk Afrika,
Selat Bosphorus dan Teluk Persia. Tempat-tempat tersebut memberikan kesempatan unik untuk mengambil kendali atas tempat-tempat geostrategis dunia bagi angkatan laut di bawah kepemimpinan Negara Khilafah Islam masa depan. Bahkan saat kembalinya Negara Khilafah Islam, Dunia Islam dengan mudah dapat mengontrol rute bisnis dunia dan wilayah yang di bawah kendalinya mencakup Samudera Hindia akibat kehadiran pasukan di perbatasan Bangladesh, Pakistan dan Indonesia. Selain itu, Dunia Islam memiliki kontrol mutlak juga atas Mediterania, Teluk Persia dan Laut Merah.
Selain itu, Dunia Islam memiliki sekitar 33 kapal selam dibandingkan dengan 50 kapal selam milik Amerika Serikat. Dunia Islam memiliki jumlah frigat yang tidak setara, yang jumlahnya dua kali lipat patroli dan kontrol wilayah pesisir, dan dua kali lipat jumlah kapal amfibi dibandingkan dengan yang saat ini dimiliki oleh kekuatan global Amerika Serikat pada statistik tahun 2007. Ditambah lagi, baik Pakistan maupun Turki dapat memproduksi kapal-kapal selam. Dunia Islam tidak memiliki kapal perusak dan kapal pembawa pesawat yang sangat penting pada kondisi sekarang ini. Namun, kesenjangan ini dapat dengan mudah diatasi dengan kemampuan Dunia Islam untuk mempertahankan kehadirannya dalam skala global di berbagai benua melalui jangkauan geografisnya sendiri.
Memang, kemampuan militer Dunia Islam adalah ancaman tetap bagi Amerika Serikat. Keprihatinan Amerika menjadi berlipat dengan adanya uji senjata nuklir di Pakistan. Memang, salah satu tempat yang paling mungkin untuk kembalinya Khilafah adalah Pakistan karena negara itu adalah negara dengan senjata nuklir. Rudal-rudal balistik Pakistan dapat membawa hulu ledak nuklir. Iran juga telah memperoleh teknologi nuklir. Libya diduga telah memiliki hulu ledak nuklir. Turki di bawah perjanjian dengan NATO saat ini memiliki lebih dari 90 hulu ledak nuklir B-61. Sebanyak 50 dari jumlah itu ditempatkan di Pangkalan Udara Incirlik, 40 lainnya berada di bawah kepemilikannya dan hulu-hulu ledak nuklir itu dijaga oleh Angkatan Bersenjata Turki.
Selain itu, Kazakhstan memiliki sebuah reaktor nuklir bernama BN-350 di Aktau, yang dirancang dan cocok untuk memproduksi senjata yang diperkaya plutonium. Meskipun pada bulan November 1997 Presiden Nursultan Nazarbayev menandatangani perjanjian dengan Amerika untuk menyerahkan limbah bahan bakar dari reaktor ini dalam pemantauan IAEA, reaktor ini masih ada di Kazakhstan. Selain itu, baik Iran maupun Pakistan telah mengembangkan rudal balistik antarbenua maupun rudal berjarak jauh, rudal yang mampu melintasi jarak sekitar 2000-3000 km. Memang, dengan besarnya penduduk usia muda yang mampu menjadi wajib militer dan dengan sumber daya energi yang besar, dan logistik yang tersedia, Negara Khilafah Islam bisa mengatasi berbagai kebutuhan militer dalam hitungan bulan dengan ‘kebijakan industri militer’ nya. []
Pentingnya kekuatan militer sebagai pendorong utama untuk tetap menjadi negara-negara berada pada posisi terdepan digambarkan oleh anggaran pertahanan Amerika Serikat, Rusia, Cina atau Inggris. Bahkan selama beberapa tahun terakhir di era terburuk resesi keuangan dan ekonomi sekalipun, tidak satu pun dari negara-negara itu yang telah mengurangi anggaran pertahanan mereka. Dalam 10 tahun terakhir data dari abad ke-21 ini menunjukkan, bahwa anggaran pertahanan Amerika Serikat terus meningkat.
Kekuatan Militer Dunia Islam
Dunia Islam memiliki potensi untuk menjadi suatu negara adidaya dengan kekuatan militer yang amat besar yang merupakan gabungan militer aktif berkekuatan 5,59 juta personil. Sebenarnya kekuatan ini jauh lebih tinggi daripada kekuatan global Amerika saat ini, yang berhasil mempertahankan supremasi hegemoninya yang tidak terbantahkan atas seluruh dunia setelah jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1990-an lalu. Sebenarnya Amerika Serikat hanya memiliki 1,47 juta personil militer aktif, Rusia memiliki 1.037.000, Cina memiliki 2,25 juta, sementara dua anggota permanen Dewan Keamanan PBB lainnya Prancis dan Inggris berturut-turut hanya memiliki 0,26 dan 0,24 juta personil militer aktif.
Seluruh Dunia Islam memiliki tentara aktif sekitar 0,4 juta lebih banyak dibandingkan dengan total kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yang bertindak sebagai otoritas keamanan dunia. Selain itu, Dunia Islam memiliki sekitar 0,6 juta militer aktif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah total negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan Cina). Memang, kelima anggota Dewan Keamanan secara bersama-sama memiliki pasukan cadangan yang lebih dibandingkan dengan total tentara dari Dunia Islam. Namun, jumlah total dari pasukan cadangan Dunia Islam lebih besar dari Amerika Serikat, Rusia, Cina, Prancis dan Inggris secara individual.
Apalagi dalam hal kemungkinan terjadinya perang antara negara Khilafah Islam dan kekuatan-kekuatan militer Barat, pasukan paramiliter akan memainkan peran penting. Karena pasukan paramiliter bisa bekerja sebagai pasukan tempur, pada perang gerilya, dan dapat juga bekerja sebagai staf pendukung untuk perang.
Sungguh menakjubkan untuk dicatat bahwa seluruh dunia memiliki pasukan paramiliter sebesar 20.526 juta personil; 11.32 juta di antaranya adalah milik Dunia Islam. Salah satu negara Muslim, yakni Iran, memiliki lebih dari 11 kali lebih besar pasukan paramiliter dari gabungan lima anggota permanen Dewan Keamanan PBB. Selain itu, Iran memiliki 5 kali lebih banyak pasukan paramiliter tentara dari jumlah gabungan negara-negara BRIC. Dalam hal jumlah kekuatan militer, jumlah kekuatan dari Dunia Islam melebihi tiap anggota permanen Dewan Keamanan PBB baik secara individual maupun secara bersama-sama. Kekuatan militer gabungan dari Dunia Islam adalah 22.42 juta personil, sedangkan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB secara bersama-sama memiliki 15.95 juta personil dan BRIC secara bersama-sama punya 17.53 juta personil.
Kekuatan militer umat Muhammad saw. ini dengan skala tersebut, memperjelas mengapa Barat sangat cemas atas Dunia Islam? Hal ini juga memperjelas bagi setiap pengamat internasional, para pembuat kebijakan tentang alasan mengapa kekuatan Barat bekerja siang-malam untuk menjaga Dunia Islam secara fisik tetap terpisah satu dari yang lain dengan batas-batas palsu negara masing-masing seperti ‘Garis Durand’ antara Pakistan dan Afganistan. Hal ini juga menjelaskan mengapa ide nasionalisme tetap hidup di kalangan Dunia Muslim sebagai alat untuk menjaga mereka terpisahkan dan untuk mendatangkan malapetaka atas umat seperti Perang Irak-Iran, Perang Afganistan-Pakistan dll atau pemisahaan yang tidak perlu antara Sunni dan Syiah.
Dari fakta-fakta dan angka-angka di atas jelas bahwa kekuatan Militer Dunia Islam tidak tertandingi dan tidak ada duanya. Patut disebutkan adanya laporan Steven Kull et. al. (April, 2007) yang diterbitkan oleh Universitas Maryland di Amerika yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden (di lima negara-negara Muslim utama) mengungkapkan dukungan yang kuat untuk memperluas peran Islam dalam masyarakat mereka. Mayoritas di sebagian besar negara itu—rata-rata 71% setuju (39% sangat setuju)—dengan tujuan dibutuhkannya “Penerapan hukum syariah yang ketat di setiap negara Islam.”
Bahkan dapat dhtegaskan bahwa secara mayoritas, yaitu lebih dari 64%, bahkan setuju dengan tujuan ambisius untuk menyatukan negara-negara Muslim menjadi satu Negara Islam tunggal atau Khilafah ‘.
Kemampuan Militer Dunia Islam
Bagi negara manapun saat ini, kemampuan militer secara luas terbagi menjadi tiga bidang utama. Di dalamnya ada Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut.
Dalam hal karakteristik umum dari berbagai kemampuan militer itu, menurut Laporan tahun 2008, Dunia Islam memiliki lebih banyak orang untuk tugas militer. Sebenarnya hanya lima negara terkuat di Dunia Islam (Pakistan, Indonesia, Mesir, Iran dan Turki) yang memiliki hampir dua kali lipat (217.67 juta) orang untuk tugas militer dibandingkan dengan kekuatan global saat ini, yakni Amerika Serikat (118 juta). Suatu diskusi singkat tentang posisi kemampuan militer Dunia Islam yang diwakili oleh lima negara Muslim terkuat mempertimbangkan perbandingannya dengan Amerika Serikat untuk menjelaskan realitas umat Islam untuk menjadi satu-satunya kekuatan global dunia pada tahun-tahun mendatang dengan munculnya Khilafah Islam.
1. Angkatan Darat.
Tahun 2008 Amerika memiliki 29.920 senjata berbasis di darat, sedangkan Dunia Islam dengan hanya lima negara telah hampir setara dengan 27.519 senjata berbasis di darat.
Selain itu, data yang sedikit lebih lama tahun 2001 menunjukkan bahwa Amerika memiliki 5.178 artileri derek dibandingkan dengan 9.333 artileri derek di Dunia Islam. Amerika Serikat memiliki 7.851 tank dibandingkan dengan 8.704 tangki di Dunia Islam. Selain itu, selain kelima negara itu, Suriah memiliki 4.100 tank, Bangladesh memiliki 1.980 tank, Kazakhstan memiliki 1.266 tank, Yaman 1.250, Jordan memiliki 1.179, Saudi Arabia punya 1.055, Aljazair punya 950, Maroko punya 871, Libya punya 800, dan negara-negara Muslim lainnya memiliki tank yang konvensional maupun yang maju. Dunia Islam yang diwakili oleh lima negara (Pakistan, Indonesia, Mesir, Iran dan Turki) memiliki 3.300 pembawa personel lapis baja (armored personnel carrier), 1.012 sistem roket, 13.118 motor, 13.687 senjata anti-tank terpandu, 5.779 senjata anti-pesawat. Selain itu, Iran, Turki dan Pakistan dapat membuat tank-tank modern dan meningkatkan kemampuannya.
2. Angkatan Udara.
Amerika Serikat memiliki 18.169 pesawat udara dibandingkan dengan lima negara Muslim utama dengan total 3.536 pesawat. Selain itu, Amerika punya 1.593 helikopter dibandingkan dengan 1.055 helikopter dari Dunia Islam yang diwakili oleh Pakistan, Indonesia, Mesir, Iran dan Turki. Meskipun negara-negara Muslim lainnya seperti Bangladesh, KSA, Libya dan lain-lain punya ratusan jet tempur, Dunia Islam tertinggal dalam hal ini. Namun, mungkin bisa disebutkan bahwa negara-negara seperti Iran dapat memproduksi jet tempur seperti HESA Azarakhsh yang telah dikembangkan sampai generasi ke-5, sedangkan generasi terbaru Hesa Saeqeh memiliki jangkauan 3000 km. Pesawat-pesawat tempur-pengebom itu memiliki kemampuan untuk melacak pesawat-pesawat musuh, terlibat dalam pertempuran, menargetkan lokasi di darat, dan membawa berbagai macam senjata dan amunisi. Kompleks Angkatan Udara Pakistan—Pakistan Aeronautical Complex (PAC)—dapat merakit dan membuat pesawat udara. Komplesk itu juga dapat mengembangkan LKM-17 Mushshak yang digunakan sebagai pelatih oleh angkatan udara Pakistan.
Fasilitas itu juga melakukan pemeliharaan berbagai jet tempur seperti F-16 dan Dassault Mirage 5. Pakistan dan Cina bersama-sama mengembangkan pesawat JF-17 Thunder (pesawat jet tempur generasi ke-4). Pakistan juga telah menciptakan rudal jelajah yang mampu membawa hulu-hulu ledak nuklir. Selain itu, Turki dapat menghasilkan F-35 jet tempur dan helikopter.
Selanjutnya, Turki dapat menghasilkan pesawat tanpa awak dan juga memiliki perangkat lunak angkatan udara yang sangat modern sesuai dengan teknologi standar global.
3. Angkatan Laut.
Dunia Islam memiliki kapal angkatan laut sekitar 400 kapal laut dibandingkan dengan jumlah kapal laut Amerika sebanyak 1.559. Namun kekuatan armada niaga Dunia Islam 4 kali lebih besar dari yang dimiliki oleh Amerika.
Selain itu, hanya 5 besar negara Muslim yang menyatakan memiliki 27 pelabuhan utama termasuk Selat Malaka, Selat Homruz, Terusan Suez, Teluk Bengal, Tanduk Afrika,
Selat Bosphorus dan Teluk Persia. Tempat-tempat tersebut memberikan kesempatan unik untuk mengambil kendali atas tempat-tempat geostrategis dunia bagi angkatan laut di bawah kepemimpinan Negara Khilafah Islam masa depan. Bahkan saat kembalinya Negara Khilafah Islam, Dunia Islam dengan mudah dapat mengontrol rute bisnis dunia dan wilayah yang di bawah kendalinya mencakup Samudera Hindia akibat kehadiran pasukan di perbatasan Bangladesh, Pakistan dan Indonesia. Selain itu, Dunia Islam memiliki kontrol mutlak juga atas Mediterania, Teluk Persia dan Laut Merah.
Selain itu, Dunia Islam memiliki sekitar 33 kapal selam dibandingkan dengan 50 kapal selam milik Amerika Serikat. Dunia Islam memiliki jumlah frigat yang tidak setara, yang jumlahnya dua kali lipat patroli dan kontrol wilayah pesisir, dan dua kali lipat jumlah kapal amfibi dibandingkan dengan yang saat ini dimiliki oleh kekuatan global Amerika Serikat pada statistik tahun 2007. Ditambah lagi, baik Pakistan maupun Turki dapat memproduksi kapal-kapal selam. Dunia Islam tidak memiliki kapal perusak dan kapal pembawa pesawat yang sangat penting pada kondisi sekarang ini. Namun, kesenjangan ini dapat dengan mudah diatasi dengan kemampuan Dunia Islam untuk mempertahankan kehadirannya dalam skala global di berbagai benua melalui jangkauan geografisnya sendiri.
Memang, kemampuan militer Dunia Islam adalah ancaman tetap bagi Amerika Serikat. Keprihatinan Amerika menjadi berlipat dengan adanya uji senjata nuklir di Pakistan. Memang, salah satu tempat yang paling mungkin untuk kembalinya Khilafah adalah Pakistan karena negara itu adalah negara dengan senjata nuklir. Rudal-rudal balistik Pakistan dapat membawa hulu ledak nuklir. Iran juga telah memperoleh teknologi nuklir. Libya diduga telah memiliki hulu ledak nuklir. Turki di bawah perjanjian dengan NATO saat ini memiliki lebih dari 90 hulu ledak nuklir B-61. Sebanyak 50 dari jumlah itu ditempatkan di Pangkalan Udara Incirlik, 40 lainnya berada di bawah kepemilikannya dan hulu-hulu ledak nuklir itu dijaga oleh Angkatan Bersenjata Turki.
Selain itu, Kazakhstan memiliki sebuah reaktor nuklir bernama BN-350 di Aktau, yang dirancang dan cocok untuk memproduksi senjata yang diperkaya plutonium. Meskipun pada bulan November 1997 Presiden Nursultan Nazarbayev menandatangani perjanjian dengan Amerika untuk menyerahkan limbah bahan bakar dari reaktor ini dalam pemantauan IAEA, reaktor ini masih ada di Kazakhstan. Selain itu, baik Iran maupun Pakistan telah mengembangkan rudal balistik antarbenua maupun rudal berjarak jauh, rudal yang mampu melintasi jarak sekitar 2000-3000 km. Memang, dengan besarnya penduduk usia muda yang mampu menjadi wajib militer dan dengan sumber daya energi yang besar, dan logistik yang tersedia, Negara Khilafah Islam bisa mengatasi berbagai kebutuhan militer dalam hitungan bulan dengan ‘kebijakan industri militer’ nya. []
[www.globalmuslim.web.id]
0 Response to "Prediksi Kekuatan Militer Negara Khilafah "
Posting Komentar