Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan tak
bisa berbuat banyak jika PT Freeport Indonesia tetap menolak menyetor
dividen. Alasannya, suara pemerintah dalam rapat umum pemegang saham
sangat kecil dibandingkan pemegang saham lainnya. (Baca: Freeport dan
PLN Belum Setor Dividen)
Dahlan menjelaskan kepemilikan saham pemerintah di perusahaan tambang
asal Amerika Serikat itu hanya sekitar 9,3 persen. Dengan besaran saham
sebesar itu, kata dia, pemerintah tak mampu berbuat banyak. Jika rapat
umum memutuskan tak bisa membagikan dividen dan Kementerian BUMN tidak
setuju, akan dilakukan pemungutan suara. “Ya, kami pasti kalah, bahkan
mereka bisa ambil keputusan tanpa kami,” ujarnya, Kamis, 17 April 2014.
Upaya pemerintah meminta dividen dilakukan dengan menagih dividen
interim. Namun, kata Dahlan, keputusan itu pun harus mendapatkan
persetujuan pemegang saham lain.
Sebelumnya pemerintah pesimistis Freeport mau menyetorkan dividen
pada tahun ini kepada negara. Deputi Bidang Industri Primer Kementerian
BUMN Zamkhani menyebutkan dividen Freeport pada tahun lalu sebesar Rp
1,5 triliun hingga kini belum disetorkan. Biasanya perusahaan itu
membayar dividen di muka sebanyak tiga atau empat kali. “Jadi, begitu
rapat umum pemegang saham, biasanya ditetapkan sama dengan yang telah
dibayarkan sehingga tidak ada lagi setoran tambahan.”
Menurut Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin, target dividen BUMN 2013
sebesar Rp 40 triliun tidak tercapai. Realisasinya, perusahaan milik
negara hanya bisa menyetor sekitar Rp 37,5-38,5 triliun. “Ini tahun buku
2013 yang akan dibayarkan dalam APBN 2014,” ujarnya.
Dia menjelaskan tidak tercapainya target setoran dividen 2013
lantaran situasi ekonomi tahun lalu membuat beberapa BUMN mengalami rugi
kurs. Dia mencontohkan PLN yang tidak menyetor dividen karena merugi.
Begitu juga Freeport yang tidak membayarkan dividen karena membutuhkan
dana untuk ekspansi.(tempo.co, 17/4/2014)
0 Response to "Freeport Belum Setor Dividen, Dahlan Iskanpun Tak Berdaya Untuk Menagih"
Posting Komentar