Memilih Pekerjaan di Akhir Zaman

ADA salah satu Ustadz saya, Ustaz Ihsan Tandjung yang sangat mendalami subyek akhir zaman. Saking banyaknya referensi beliau dalam masalah ini, sampai menulis satu situs khusus di internet.

Mendalami masalah akhir zaman, tidak harus membuat kita pesimistis dalam menghadapi kehidupan ini. Justru sebaliknya, bila kita sadar bahwa ‘boleh jadi kiamat sudah dekat’, maka kita akan berusaha mencari bekal sebanyaknya untuk hidup sesudah itu, yaitu kehidupan yang abadi di akhirat kelak.

Kesadaran akan akhir zaman juga akan membuat kita buru-buru bertaubat bila dalam perjalanan hidup kita ada hal-hal yang kita langgar – mumpung masih ada waktu! Buru-buru kita ke kembali ke jalan Allah menyambut seruan-Nya: “Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” (QS 51 :50).

Nah bagaimana dalam konteks bidang pekerjaan, bila dalam pekerjaan yang kita tekuni tersebut kita masih terlibat dalam hal yang sangat terlarang, seperti riba, riswah (suap), mengambil hak orang lain, berbuat kerusakan di bumi, menzalimi rakyat, dan lain sebagainya?

Banyak potensi pekerjaan yang bisa kita pilih, yang aman dari hal-hal yang terlarang tersebut. Bahkan banyak pula jenis pekerjaan yang bisa kita lakukan tersebut yang memiliki dasar kuat di Al-Qur’an ataupun di hadis. Kaidahnya adalah, apa yang disebutkan di Al-Qur’an ataupun hadis yang sahih adalah benar ketika diturunkan. Benar saat ini, dan akan tetap benar sampai akhir zaman.

Mengapa demikian? Karena agama ini adalah agama akhir zaman, maka segala tuntunannya pasti valid sampai akhir zaman, termasuk tuntunannya dalam hal pekerjaan ini.

Pekerjaan bertani atau bercocok tanam misalnya, akan selalu baik sampai akhir zaman karena kita bahkan diperintahkan untuk tetap menanam benih yang ada di tangan kita, walaupun seandainya proses terjadinya kiamat sudah mulai.

Contoh pekerjaan lain yang juga insy Allah valid sampai akhir zaman adalah menggembala (memelihara) kambing. Untuk yang satu ini, Imam Nawawi yang sangat mashur dengan kitab yang menjadi rujukan para juru dakwah hingga kini, membahas secara khusus dalam kitabnya Riyadhush Shalihin.

Dalam bab Beruzlah beliau menyampaikan bahwa beruzlah atau menyendiri ketika moral manusia sudah rusak, takut agama ini terfitnah, dan takut terjerumus dalam keharaman dan syubhat, adalah hal yang disunahkan. Nah ketika kita menyendiri dan takut kepada hal yang haram, lantas apa pekerjaan kita untuk menghidupi diri dan keluarga kita? Memelihara kambing, itulah salah satu jawabannya.

Untuk jawaban ini tidak tanggung-tanggung Imam Nawawi memberikan tiga hadis sahih sebagai rujukannya. Berikut adalah hadis-hadis tersebut:
Dari Abu Hurairah R.A., dari Nabi SAW, dia bersabda: “Setiap Nabi yang diutus oleh Allah adalah menggembala kambing”. Sahabat-sahabat beliau bertanya: “Begitu juga engkau ?”; Rasulullah bersabda: “Ya, aku menggembalanya dengan upah beberapa qirath penduduk Mekah.” (H.R. Bukhari)

Dari Abu Said berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hampir saja harta muslim yang terbaik adalah kambing yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau peperangan sesama muslim).” (H.R. Bukhari)

Dari Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Termasuk penghidupan manusia yang terbaik, adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah. Dia terbang di atasnya (dia menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang dia terbang di atasnya dengan bersemangat untuk mencari kematian dengan jalan terbunuh (dalam keadaan syahid) atau mati biasa. Atau seorang laki-laki yang menggembala kambing di puncak gunung dari atas gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan salat, memberikan zakat, dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian datang kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat baik kepada mereka.” (H.R. Muslim).

Jadi menggembala (memelihara) kambing bukan hanya commercially feasible seperti yang sudah saya tulis sebelumnya; tetapi juga memiliki dasar yang sahih. Maka tidak malu saya berulang kali mengajak para pembaca untuk belajar menekuni profesi yang sering dianggap kuno oleh sebagian orang di zaman teknologi ini. Bagi yang berminat, silakan datang ke lokasi kandang kami di Jonggol dan mulai belajar mempersiapkan diri dengan profesi akhir Jaman. Insya Allah.
hidayatullah/UT/BringBackIslam

0 Response to "Memilih Pekerjaan di Akhir Zaman"

Posting Komentar