Hizbut Tahrir Australia : Memata-matai Indonesia Tindakan Permusuhan


Hizbut Tahrir  Australia mengecam tindakan penyadapan yang dilakukan Australia. Melalui media representative HT Australia, Ustman Badar , HT Australia mengatakan penyadapan merupakan tindakan tindakan permusuhan.



” Tindakan mata-mata Australia di Indonesia menolak klaim yang dibuat oleh Pemerintah Australia bahwa Australia mencari hubungan bilateral yang bersahabat dengan Indonesia,” ujarnya.

“Tindakan memata-matai Australia di Indonesia adalah salah satu dari berbagai bentuk intervensi neo-kolonialisme Australia di dunia Muslim, di bawah kepemimpinan Amerika Serikat. Kami telah melihat bentuk yang lebih langsung dan brutal dari intervensi dalam invasi Irak dan Afghanistan.”

“Kami mengutuk sekeras-kerasnya tindakan permusuhan ini oleh Pemerintah Australia dan intervensi agresifnya di dunia Muslim yang lebih luas.”

“Pembenaran murahan oleh Perdana Menteri Tony Abbott terhadap tindakan mata-mata ini dengan alasan keamanan nasional dan bahwa ‘semua pemerintahan juga mengumpulkan informasi’ terdengar konyol. Apakah Tony Abbott tidak akab keberatan jika telepon selularnya disadap oleh lembaga-lembaga asing? Sikap meremehkan atas seluruh masalah ini merupakan indikasi dari sikap arogan negara-negara Barat terhadap negara-negara lain, yang menganggap bahwa mereka berhak untuk campur tangan dalam urusan orang lain.”

“Kami telah lama menyatakan bahwa kedutaan-kedutaan Barat di dunia Muslim digunakan sebagai sarana untuk memajukan agenda neo-kolonial negara-negara itu. Tanggapan yang tepat atas intervensi tersebut adalah dengan sangat membatasi kehadiran dan pekerjaan yang dilakukan kedutaan-kedutaan ini, jika tidak mau langsung mengusir para duta besar mereka.”

Sebagaimana diungkap dalam berbagai dokumen yang dipublikasikanbeberapa media internasional, badan-badan intelijen Australia, melalui Kedubes Australia di Indonesia, memata-matai para pemimpin Indonesia di tahun 2009. Telepon selular dari Presiden Yudhoyono, istrinya, dan banyak pejabat di dalam lingkarannya disadap. Indonesia telah menarik duta besarnya untuk Australia dan menuntut permintaan maaf, dan menolak tanggapan dari Perdana Menteri Tony Abbott terhadap laporan tindakan mata-mata sebagai tidak memadai.

Bahkan sudah diketahui sebelumnya bahwa Australia memonitor kawasan Asia Pasifik untuk AS melalui ‘listening post’. Badan intelejen Australia, Defence Signal Directorate (DSD) bekerja sama dengan AS National Security Agency (NSA) Amerika dalam kegiatan mata-mata yang terkenal kebukannya di seluruh dunia. (Rz)[htipress]

0 Response to "Hizbut Tahrir Australia : Memata-matai Indonesia Tindakan Permusuhan"

Posting Komentar