Bandung - Lebih dari 1000 anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jabar gelar aksi di depan Gedung Sate, tepatnya di Jalan Diponegoro, Selasa (26/3/2013). Mereka menyuarakan penolakan terhada RUU Organisasi Masyarakat (Ormas) yang saat ini sedang dibahas di DPR RI.
RUU Ormas dianggap penting untuk mengatur dan mengelola masyarakat. Tapi faktanya, RUU itu dinilai mengusung semangat mengontrol dan merepresi ala Orde Baru melalui penghidupan kembali ketentuan azas tunggal, larangan berpolitik bagi ormas, dan kontrol ketat oleh pemerintah.
"Alih-alih RUU ini akan memberikan ruang gerak yang lebih longgar untuk kemajuan masyarakat melalui partisipasi ormas, RUU ini justru sangat berpotensi membungkam sikap kritis masyarakat terhadap pemerintah," kata Humas HTI Jabar Luthfi Afandi.
RUU juga tampak diskriminatif. Sebab menurutnya ada perbedaan pengaturan ormas biasa dengan ormas yang merupakan sayap partai. "Parpol terkesan mau menangnya sendiri. Semua ormas harus tunduk pada RUU ini, sedangkan ormas milik parpol tidak," cetusnya.
Ustadz Aris Nasim Mengatakan, bahwa RUU ini mengharuskan Ormas untuk berasaskan Pancasila sebagai asas utama, artinya RUU ini tidak akan mengizinkan ormas yang mengasaskan Islam sebagai asas utama berarti ini telah menjadikan Islam sebagai asas yang nomer 2, RUU ini juga akan membungkam ormas-ormas terutama ormas Islam yang bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah dan di anggap membahayakan negara, beliau mengatakan justru Anggota DPR yang merancang Undang2 ini yang lebih berbahaya daripada ummat Islam, Justru Orang2 yang berada di DPRlah yang saat ini telah menghancurkan Indonesia dengan undang-undang yang mereka buat yang sering memihak kepada asing untuk mengeruk kekayaan Indonesia. pekiknya.
Dalam aksinya, ada tiga yang disuarakan. Pertama menolak RUU ormas karena RUU itu jadi pintu nyata kembalinya rezim represif ala Orde Baru. Kedua, yang diperlukan sekarang adalah menata ulang kerangka berpikir secara benar tentang bagaimana membina masyarakat.
Ketiga, menyerukan kepada umat Islam untuk berjuang bersama bagi tegaknya syariah dan khilafah.
Sementara itu dalam aksinya, massa menghadap ke badan jalan. Massa laki-laki ada di sebelah kanan, sedangkan perempuan di sebelah kiri. Mereka membawa spanduk dan poster, di antaranya bertuliskan 'Ada Apa di Balik RUU Ormas?' dan 'Tolak RUU Ormas'. Satu mobil sebagai panggung orasi ada di tengah massa laki-laki dan perempuan.
Sebagian dari mereka juga membagikan selebaran berisi pernyataan sikap kepada para pengendara yang melintas di lokasi. Puluhan polisi berjaga di sekitar lokasi aksi. Arus lalu lintas tidak terganggu karena massa menggelar aksi di pinggir jalan.
(ors/ern) [detik/www.bringislam.web.id]
RUU Ormas dianggap penting untuk mengatur dan mengelola masyarakat. Tapi faktanya, RUU itu dinilai mengusung semangat mengontrol dan merepresi ala Orde Baru melalui penghidupan kembali ketentuan azas tunggal, larangan berpolitik bagi ormas, dan kontrol ketat oleh pemerintah.
"Alih-alih RUU ini akan memberikan ruang gerak yang lebih longgar untuk kemajuan masyarakat melalui partisipasi ormas, RUU ini justru sangat berpotensi membungkam sikap kritis masyarakat terhadap pemerintah," kata Humas HTI Jabar Luthfi Afandi.
RUU juga tampak diskriminatif. Sebab menurutnya ada perbedaan pengaturan ormas biasa dengan ormas yang merupakan sayap partai. "Parpol terkesan mau menangnya sendiri. Semua ormas harus tunduk pada RUU ini, sedangkan ormas milik parpol tidak," cetusnya.
Ustadz Aris Nasim Mengatakan, bahwa RUU ini mengharuskan Ormas untuk berasaskan Pancasila sebagai asas utama, artinya RUU ini tidak akan mengizinkan ormas yang mengasaskan Islam sebagai asas utama berarti ini telah menjadikan Islam sebagai asas yang nomer 2, RUU ini juga akan membungkam ormas-ormas terutama ormas Islam yang bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah dan di anggap membahayakan negara, beliau mengatakan justru Anggota DPR yang merancang Undang2 ini yang lebih berbahaya daripada ummat Islam, Justru Orang2 yang berada di DPRlah yang saat ini telah menghancurkan Indonesia dengan undang-undang yang mereka buat yang sering memihak kepada asing untuk mengeruk kekayaan Indonesia. pekiknya.
Dalam aksinya, ada tiga yang disuarakan. Pertama menolak RUU ormas karena RUU itu jadi pintu nyata kembalinya rezim represif ala Orde Baru. Kedua, yang diperlukan sekarang adalah menata ulang kerangka berpikir secara benar tentang bagaimana membina masyarakat.
Ketiga, menyerukan kepada umat Islam untuk berjuang bersama bagi tegaknya syariah dan khilafah.
Sementara itu dalam aksinya, massa menghadap ke badan jalan. Massa laki-laki ada di sebelah kanan, sedangkan perempuan di sebelah kiri. Mereka membawa spanduk dan poster, di antaranya bertuliskan 'Ada Apa di Balik RUU Ormas?' dan 'Tolak RUU Ormas'. Satu mobil sebagai panggung orasi ada di tengah massa laki-laki dan perempuan.
Sebagian dari mereka juga membagikan selebaran berisi pernyataan sikap kepada para pengendara yang melintas di lokasi. Puluhan polisi berjaga di sekitar lokasi aksi. Arus lalu lintas tidak terganggu karena massa menggelar aksi di pinggir jalan.
(ors/ern) [detik/www.bringislam.web.id]
0 Response to "Tolak RUU Ormas, Hizbut-Tahrir Kota Bandung Gelar Aksi di Depan Gedung Sate"
Posting Komentar