Salah satu momen penting di bulan Oktober adalah hari Sumpah Pamuda. Hari bersejarah yang diperingati tiap tanggal 28 Oktober ini dianggap sebagai tonggak bersatunya pemuda di negeri ini. Peristiwa berkumpulnya perwakilan pemuda dari seluruh wilayah Indonesia pada Kongres I akhirnya membuahkan Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada Konggres II di Jakarta. Tiga janji yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda ini merupakan energi besar yang mampu mempersatukan seluruh pemuda di Indonesia untuk berjuang melawan penjajah Belanda pada saat itu. Perjuangan yang awalnya hanya bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional. Tentunya ini menguntungkan bagi perjuangan mengusir penjajahan.
Bagaimana dengan sekarang? Kemerdekaan Indonesia yang sudah 66 tahun ternyata telah melunturkan semangat Sumpa Pemuda dalam diri pemuda Indonesia. Bahkan isi sumpahnya pun sudah banyak dilupakan. Mengapa? Sumpah Pemuda lahir lebih didasari semangat mengusir pejajahan dari bumi Idonesia. Begitu penjajah sudah terusir, maka semangat itu akan terkikis oleh waktu dan bahkan hilang.
Bandingkan dengan Islam sebagai din yang sempurna dan paripurna. Islam mengajarkan persatuan sebagaimana disebutkan dalam salah satu ayat al-Quran: Sesungguhnya kaum Mukmin itu itu bersaudara (TQS al-Hujurat [49]: 10). Dalam Islam, persatuan kaum Mukmin adalah bersifat global dan hakiki. Global artinya tidak dibatasi domosili, kewarganegaraan, warna kulit atau bahasa. Hakiki berarti tak akan hilang oleh waktu, karena didasari keimanan kepada Allah SWT dan al-Quran sebagai petunjuk dalam kehidupan.
Secara historis, persatuan seperti ini selama kurang lebih 14 abad telah menjadikan kaum Muslim bersatu. Mereka berjaya dalam kehidupan masyarakat. Hal ini menjadikan kaum Muslimin disegani oleh umat dan bangsa lain. Jadi, sebenarnya tanpa Sumpah Pemuda pun seharusnya umat Islam bisa bersatu. Hal ini akan semakin mudah terwujud jika Daulah Khilafah Islamiyah telah tegak. Khilafah inilah yang akan menaungi dan mempersatukan kaum Muslim. WalLahu a’lam. [Ruma Iswati, Ibu Rumah Tangga, Tinggal di Bogor/BringBackIslam]
0 Response to "Sumpah Pemuda: Ikrar Persatuan yang Terbatas"
Posting Komentar