Gubernur Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Rahmad
Sholehuddin menjelaskan tema spanduk ‘Tuhan Membusuk’ dalam Orientasi
Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Sunan Ampel Surabaya, sejatinya berangkat dari sebuah realitas
keberagamaan masyarakat Indonesia yang belakangan kian memperihatinkan.
“Sekarang tidak sedikit orang atau kelompok yang mengatasnamakan
Tuhan membunuh orang lain,” kata Rahmad seperti diinformasikan dalam
laman Muslim Daily, Sabtu (30/8).
Dia melanjutkan, demi (membela) Tuhan, mereka rela mempertaruhkan
nyawanya. Perilaku ini lazim dilakoni oleh kelompok yang mengklaim
paling shaleh. Kelompok yang mengklaim paling islami. Akibatnya,
kelompok yang berbeda dengan mereka dengan mudah dituduh ‘kafir’ yang
darahnya halal.
Keperihatinan yang lain menurutnya adalah fenomena keberagamaan
masyarakat modern yang mulai menempatkan spiritualitas sebagai
alternatif pemecahan berbagai problem kehidupan. Ironisnya, semangat
keberagamaan masyarakat modern bertitik tolak pada pertimbangan
matematis-pragmatis. Untung-rugi. Bila tidak lagi mampu memberi mamfaat
secara materi, maka dengan mudah ‘agama’ dicampakkan begitu saja.
“Agama (Tuhan) tidak lebih hanya dijadikan sebagai pemuas atas
kegelisahan yang menimpanya. Tidak salah kalau sekarang agama dikatakan
berada di tengah bencana,” tegas mahasiswa jurusan Perbandingan Agama
ini.
Rahmad lalu mencontohkan, ketika ditimpa musibah maka dengan reflek
masyarakat ingat Tuhan. Keadilan Tuhan pun digugat. Di sisi lain, peran
Tuhan kerap beradada dalam symbol ketidakberdayaan.
“Lagi-lagi Tuhan tetap berada di pojok kesalahan. Itulah salah satu
alasan mengapa kami mengangkat tema itu,” tandas alumnus Pondok
Pesantren Zainul Hasan, Genggong Probolonggo ini.
Dia menambahkan, yang hendak dikritik bukan eksistensi Tuhan,
melainkan nilai-nilai ketuhanan yang sudah mulai mengalami ‘pembusukan’
dalam diri masyarakat beragama. “Dengan tema ini, kami berharap
mahasiswa baru bisa menerapkan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan
sehari-hari,” demikian kata Rahmad.
Pernyataan gubernur senat di atas ditanggapi oleh Ketua Umum Pemuda
Persatuan Islam (Persis), Tiar Anwar Bachtiar. Menurutnya Rahmad copy paste dari tulisan Nietzsche dalam Zarathustra.
“Nietzsche dengan alasan seperti itu membuat ungkapan yang sangat
terkenal ‘God is Dead’ Jadi jelas ini promosi atheisme ala Nietzsche!
Ini juga bentuk penghinaan kepada agama,” tegasnya kepada Islampos, Sabtu (30/8).[Andi/Islampos]
0 Response to "Spanduk Murtad ‘Tuhan Membusuk’ di UIN Sunan Ampel Promosikan Atheisme Ala Nietzsche"
Posting Komentar