Dialog Pak Kyai Dan Santri Tentang Pertanyaan Kebolehan Memakai Undang-Undang Warisan Belanda

Dialog Pak Kyai Dan Santri
Dialog Kyai dengan Santri
.
K: Thole... Km jg ikut2an anak muda2 yg mau merubah negara ini jadi negara islam. Para ulama merumuskan negara ini dg landasan syar'i.
S: ngapunten kyai saya ada musykilah (Maaf Pak Kyai saya ada musykilah)
K: yo ngomongo (ya bilang saja)
S: ketika pengajian kyai bilang alqur'an itu teks dan maknanya benar.. wajib diterima dan harom berbeda dg alquran
K: yo. Bener.. Trus?
S: kyai juga bilang jika ada sesuatu yg berbeda dg alquran maka harus ada dalil dari alquran sendiri atau hadits mutawatir.. Dan menyuruh membuang alasan2 lain tsb
K: yo... Trus?
S: saya hendak bertanya dalil syar'inya kyai.. Tentang kebolehan memakai undang2 warisan belanda padahal Allah menyatakan '-inil hukmu illaaa lillaah... Atau ... Waman lam yahkum bimaa anzalallooh dst... Atau... Assaariqu wassaariqotu faqtho'uu aydiyahumaa.... Atau azzaani wazzaaniyatu dst...
K: hmmh.. Hasil musyawarah para kyai dalam membentuk negara ini nggak ngawur thole.... Diatas kemampuan berfikir kita.
S: ngapunten kyai. sy masih khawatir. Kalau sy ikut pendapat poro kyai sepuh padahal saya ndak ngerti dan ndak faham.. maka "kaburo maqtan indalloh an taquuluu maa laa ta'lamuun" menjadi sesuai dg saya. Saya mohon petunjuk kyai.
K: astaghfirullooh.... Alhamdulillaah alladzii hadaanaa bilisaanin shobiyyin...
Yowis.... Mulio... Lakonono sing mbok anggep bener... (yaa sudah, pulanglah dan laksanakan yang benar)

Thole : adalah sapaan Jawa Untuk anak laki-laki

0 Response to "Dialog Pak Kyai Dan Santri Tentang Pertanyaan Kebolehan Memakai Undang-Undang Warisan Belanda"

Posting Komentar