Unjuk rasa yang dilakukan ratusan orang itu dimulai dari kawasan Sriwedari dan berakhir di Bundaran Gladag, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (19/5). Sejumlah anak turut dilibatkan dalam aksi tersebut.
Di sepanjang perjalanan, para pengunjuk rasa tidak henti-hentinya mengajak seluruh warga untuk melakukan penolakan serupa. Ajakan itu diserukan melalui dua mobil bak terbuka yang dijadikan sebagai panggung berjalan.
Pengunjuk rasa menegaskan, rencana pemerintah menaikkan harga solar dari Rp4.500 menjadi Rp5.500 per liter dan premium dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 tidak bisa diterima. Mereka bahkan menuding hal itu sebagai bentuk ketidakberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil.
Dalam orasinya, seorang pengunjuk rasa menyatakan saat ini dari sekitar 53,4 juta kendaraan, 85% di antaranya adalah sepeda motor. Artinya, kalau harga BBM dinaikkan, yang paling banyak merasakan imbasnya adalah pemilik sepeda motor.
"Mereka itu adalah masyarakat berpenghasilan rendah. Kami khawatir kalau harga BBM tetap dinaikkan akan memicu terjadinya gejolak sosial. Oleh sebab itu HTI dengan tegas menolak kenaikan (harga) BBM," katanya dengan suara lantang.
Unjuk rasa tersebut menyita perhatian masyarakat. Apalagi saat itu suasana di sekitar lokasi aksi masih ramai oleh warga yang baru saja usai menikmati hari bebas kendaraan yang rutin digelar setiap akhir pekan. (Ferdinand)
Metro Tv news [www.bringislam.web.id]
0 Response to "Hizbut-Tahrir Indonesia Solo Raya Tolak Kenaikan BBM"
Posting Komentar