Lingkaran Survey Indonesia (LSI) kembali buat gerah. LSI  merilis survei mengenai kondisi terkini serta prediksi masa depan partai  dan tokoh Islam di Indonesia. Hasilnya, popularitas partai dan tokoh  Islam di kancah perpolitikan nasional kian suram. Menurut peneliti LSI  Partai Islam hanya akan menjadi pelengkap tahun 2014. Penolakan segera  muncul dari parpol yang dituding suram.
Namun analisis yang lain dari LSI cukup menarik tentang menurutnya  pamor Partai Islam patut kita perhatikan. Pertama tak ada isu “seksi”  yang bisa dijual ke publik, pasca reformasi tidak ada isu keislaman yang  menggugah simpati umat.  Faktor  Kedua, partai Islam gagal  memperjuangkan nasib umat Islam.   Tampak  sisi kinerja misalnya nyaris  tak bisa dibedakan partai mana yang memperjuangkan Islam dan mana yang  tidak. Selain itu adanya keterlibatan kader partai Islam dalam sejumlah  kasus korupsi turut mencuatkan kekecewaan publik.
Memang benar , saat ini umat Islam sangat sulit membedakan antara  partai Islam dan tidak. Dari segi asas, beberapa partai yang disebut  oleh LSI sebagai partai Islam, malah memposisikan partainya bukan  sebagai partai Islam seperti PAN dan PKB. Demikian juga PKS memilih  sifat partai yang lebih terbuka dibanding dengan tegas mengatakan  partainya adalah partai berideologi Islam dan memperjuangkan syariah  Islam.
Kalau indikasi partai Islam adalah menyuarakan syariah Islam, klaim  partai Islam LSI juga patut kita pertanyakan. Mengingat, nyaris  tidak  ada partai Islam yang berkecimpung dalam parlemen dengan terbuka, terus  menerus dan konsisten menyuarakan penegakan syariah Islam. Padahal   seruan itulah yang akan membedakan partai Islam dengan partai sekuler.   Yang sering terjadi partai-partai tersebut justru lebih disibukkan  mengopinikan ide-ide sekuler yang bertentangan dengan Islam seperti  demokrasi, HAM atau pluralisme. Atau sibuk berusaha mengkompromikan  ide-ide sekuler itu dengan Islam.
Dalam isu-isu langsung keumatan seperti Ahmadiyah, kristenisasi,  perang melawan terorisme ala Amerika , pembangunan gereja illegal,  partai yang diklaim parpol Islam tersebut justru lebih memilih sikap di  zona aman. Meskipun ada perhatian tapi tampak tidak serius dan  sungguh-sungguh.  Takut dituding tidak pluralis, intoleransi, atau  puritan kalau membela isu-isu Islam.
Ditambah lagi, partai-partai yang diklaim partai Islam tersebut,  tidak  begitu menonjol perjuangannya untuk membela kepentingan rakyat  yang mayoritas adalah umat Islam. Posisi parpol yang  berkoalisi dengan  pemerintah terbukti cukup menyendera dan memandulkan.
Tidak ada penentangan yang  terbuka dan konsisten terhadap  kebijakan-kebijakan zolim yang mensengsarakan rakyat seperti kenaikan  BBM dan privatisasi kesehatan dan pendidikan. Partai-parti  turut  bertanggung jawab – sedikit atau banyak- dengan lahirnya UU yang pro  pemilik modal dan anti rakyat seperti UU Migas, UU Kelistrikan, UU  Penanaman Modal dan lainnya.
Semua ini seharusnya menjadi masukan berharga. Partai Islam, bukanlah  sekedar kepentingan pragmatis dari elit-elit partai untuk meraih suara  dan mempertahankan posisi kekuasaannya . Bukan pula persoalan laku atau  tidak laku, sekedar menang atau kalah. Keberadaan partai Islam adalah  tuntuan berdasarkan aqidah Islam dan kewajiban syariah Islam.  Karena  itu butuh kesabaran meskipun belum menang, perjuangan harus tetap  berlanjut tanpa menggadaikan ideologi.Logika pasar tidak boleh dianut  partai Islam.
Tujuannya juga harus jelas yaitu untuk menerapkan seluruh syariah  Islam dalam segala aspek kehidupan termasuk aspek bernegara.  Langkah-langkah yang dilakukan haruslah sesuai syariah Islam. Partai  Islam harus terlibat serius melakukan pembinaan umat untuk membangun  kesadaran kewajiban menerapkan syariah Islam.  Kesadaran umat  inilah  yang menjadi kunci keberpihakan rakyat  terhadap partai Islam. Bagaimana  umat akan mendukung kalau umat tidak sadar ?
Meskipun bukan malaikat  -karenanya terkadang  berbuat salah-,  kader-kader partai Islam haruslah berusaha keras terikat pada seluruh  syariah Islam dalam aspek kehidupannya. Partai Islam harus bersikap  tegas menghukum dan memecat anggotanya yang menyimpang dari syariah  Islam.
Perjuangan menerapkan syariat Islam inilah yang akan menjadikan  parpol Islam menjadi pro rakyat. Sebab menerapkan syariah Islam,  disamping mendapatkan pahala dari Allah SWT (ini hal yang paling utama) ,  kepentingan rakyat akan terjamin. Dengan syariat Islam, negara akan  menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat berupa sandang , pangan  dan papan, termasuk pendidikan dan kesehatan gratis.
Syariat Islam akan mencegah kekayaan alam yang merupakan milik rakyat  dieksploitasi oleh para pemilik modal. Sebab barang tambang yang  melimpah seperti minyak, batu bara, gas, emas , adalah milik rakyat (al milkiyah al amah)  yang harus dikelola negara dengan baik untuk kepentingan rakyat.  Disinilah letak penting Khilafah Islam, sebagai institusi negara yang  akan menerapkan seluruh syariah Islam. Inilah yang seharusnya  diperjuangkan partai Islam sehingga menjadi partai yang pro rakyat dan  mendapat ridho Allah SWT.
Perlu kita sadari era Kapitalisme pasti akan berarkhir, dan saat ini  sedang mengalami guncangan hebat. Era Khilafah akan segera terwujud,  tinggal menunggu waktu dengan perjuangan yang sungguh-sungguh. Sayang  kalau parpol Islam lagi-lagi akan ketinggalan kereta menyambut era ini.  Selamat berubah dan berjuang ! (Farid Wadjdi)
        
0 Response to "Parpol Islam Suram , Pelajaran Penting Untuk Kita !"
Posting Komentar