Itulah karya nyata Ikhwan. Tanyalah ke orang-orang di jalanan Mesir. Tanya yang sedikit "ngerti" agama. Mereka akan menjawab, "Ikhwanul Muslimin adalah jamaatul Khair (jamaah cinta kebaikan)". Ini pula yang dirasakan Peter Greste, wartawan Al-Jazirah berBahasa Inggris.
Ia ditangkap dan dipenjarakan sejak Desember 2013. Nasibnya dikurung bersama para qiyadah Ikhwanul Muslimin di penjara sangar dan superketat, penjara Thurra. Namun angkernya penjara, tak mampu menahan derasnya dorongan hidayah pada dirinya. Ia pun mengucapkan syahadat di depan para qiyadah Ikhwan, yang Mursyidnya divonis hukuman mati.
Peter Greste menulis, "Dari peristiwa ini saya meyakini, anggota jamaah Ikhwanul Muslimin adalah manusia yang murni bersih keimanannya kepada Tuhan mereka. Mereka mampu tegar menghadapi segala kesulitan. Teguh pendirian. Keimanannya tak tergoyahkan. Tentu semua berasal dari ideologi (akidah) yang kokoh dan kesabaran yang sangat menakjubkan."
Peter Greste bersama Anggota Ikwanul Muslimin |
Ia menambahkan, "Kudeta yang terjadi di Mesir, bukan hanya kudeta terhadap Presiden Mursi saja. Tapi ia merupakan kudeta terhadap Mesir, secara keseluruhan. Sedangkan diriku, kini menyaksikan kudeta tersendiri terhadap diriku (dengan memeluk Islam).". [nandang.b/im/Islamedia.co]
0 Response to "Wartawan Australia ini Masuk Islam Setelah Dipenjara Bersama Ikhwanul Muslimin"
Posting Komentar