Maktab I’lamiy
Hizbut Tahrir
Indonesia
Hizbut Tahrir
Indonesia
NO: 255 22 November 2013/15 Muharram 1435 H
Pernyataan
Hizbut Tahrir Indonesia
Tentang
“PENYADAPAN PEJABAT INDONESIA OLEH AUSTRALIA”
Sebagaimana diungkap harian Inggris The Guardian dan harian Australia The Sydney Morning Herald (18/11), ternyata presiden SBY telah lama yang menjadi target penyadapan Badan Intelijen Australia (DSD). Bukan hanya SBY, tapi juga Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wapres, Menko Perekonomian, Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal, mantan Menkeu RI yang kini menjabat Direktur Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, dan mantan Menpora Andi Mallarangeng turut disadap. Penyadapan itu dilakukan terhadap ponsel Nokia E-90-1 yang digunakan Presiden SBY dan Ani Yudhoyono, serta BlackBerry Bold 9000 yang dipakai Wakil Presiden Boediono.
Penyadapan seperti itu jelas sebuah pengkhianatan dan tindakan yang tidak dapat diterima. Apalagi Australia sebelumnya juga telah terlibat dalam invasi terhadap Afghanistan dan Irak yang dilakukan oleh AS dan sekutunya. Sementara atas tindakan itu, pemerintah Australia melalui PM Tony Abbot menolak untuk mengakui kesaalahan dan meminta maaf.
Berdasar fakta tersebut, sesungguhnya sudah cukup untuk menjadi dasar bagi pemerintah Indonesia menutup Kedubes Australia di Jakarta serta melarang pembangunan gedung baru yang rencananya akan segera dilakukan. Rencana pemerintah Indonesia yang hanya akan menghentikan sementara semua kerjasama di berbagai bidang dengan Australia, termasuk memanggil Dubes Indonesia di Canberra tidaklah cukup. Dalam pandangan Islam penutupan Kedubes Australia wajib dilakukan karena negara ini termasuk negara muhariban fi’lan, yakni negara yang secara langsung turut memerangi dan membunuh umat Islam di berbagai kawasan dunia, khususnya di Afghanistan dan Irak.Terhadap negara semacam ini, tidak boleh ada hubungan diplomatik dalam bentuk apapun sampai negara ini benar-benar menghentikan semua tindakan permusuhan itu.
Berkenaan dengan itu, Hizbut Tahrir Indonesia bersama Ormas-Ormas Islam menyatakan:
- Mengutuk semua tindakan penyadapan yang dilakukan oleh Dinas Intelijen Australia atas sejumlah pejabat tinggi Indonesia, karena tindakan itu jelas merupakan bentuk permusuhan dan pengkhianatan yang nyata.
- Menuntut kepada pemerintah Indonesia untuk menutup Kedubes Australia dan mengusir para diplomatnya serta memutus hubungan diplomatik dengan negara yang jelas-jelas telah melakukan tindakan kedzaliman dan permusuhan terhadap negeri-negeri muslim. Tindakan ini harus dilakukan sebagai bukti bahwa pemerintah Indonesia memang benar-benar menjaga keamanan dan kedaulatan negeri ini.
- Menyerukan kepada umat Islam di Indonesia bergerak bersama-sama bersungguh-sungguh, saling bahu membahu, berjuang bersama-sama bagi tegaknya kembali syariah dan khilafah. Hanya dalam naungan daulah Khilafah saja kerahmatan Islam yang telah dijanjikan oleh Allah SWT benar-benar akan terwujud, dan perlindungan terhadap harkat dan martabat umat serta kedaulatan negeri muslim, termasuk Indonesia juga bisa dilakukan dengan nyata. Insya Allah.
Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal mawla wa ni’man nashiir.
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia
Muhammad Ismail Yusanto
Hp: 0811119796 Email: Ismailyusanto@gmail.com
0 Response to "Pernyataan Hizbut Tahrir Indonesia Tentang “Penyadapan Pejabat Indonesia oleh Australia”"
Posting Komentar