Statement politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah di sosial media Twitter mendapat reaksi keras dari pendiri Partai Keadilan (PK) Yusuf Supendi. Yusuf Supendi bahkan meminta Fahri Hamzah dipecat dari PKS, atau Ikhwanul Muslimin di Indonesia.
Yusuf mengecam pernyataan Fahri yang menegaskan bahwa Pancasila dan UUD 45 sudah Islami dan sesuai dengan sunah Nabi dalam Konstitusi Madinah. “Sangat disesalkan ocehan itu mengatasnamakan PKS, maka citra PKS kian rusak di kalangan khalayak ramai. Senyatanya, ocehan itu sebagai pengakuan Fahri Hamzah bahwa dirinya tidak mengerti didirikannya Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir yang menjadikan Partai Kebebasan dan Keadilan sebagai sayap politiknya,” tegas Yusuf Supendi.
Selain itu, kata Yusuf, Fahri Hamzah tidak memahami tujuan didirikannya Ikhwanul Muslimin di Indonesia yang menjelmakan diri menjadi Partai Keadilan (PK), kemudian menampilkan diri menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “Jika Fahri Hamzah tidak mengerti dan tidak memahami tujuan didirikannya IM di Mesir dan IM di Indonesia, Itulah bukti kebodohannya tak terbantahkan,” kata Yusuf kepada itoday (26/01).
Namun, kata Yusuf, jika Fahri Hamzah berpura-pura tidak mengerti dan tidak memahami, berarti Fahri telah munafik. “Sebenarnya, atas kebodohan dan kemunafikan itu, semestinya Hilmi Aminuddin, Salim Segaf Al Jufrie, dan Abdullah Said Baharmis, Para Pendiri Ikhwanul Muslimin di Indonesia, sebagai kepanjangan IM di Mesir, secara cerdas memecat Fahri Hamzah dari keanggotaan IM di Indonesia dan mengeluarkannya dari keanggotaan PKS,” tegas Yusuf.
Lebih lanjut, Yusuf Supendi menegaskan, jika Fahri Hamzah tidak dipecat, dan masih duduk di DPR RI, berarti PKS menyetujui kebodohan dan kemunafikannya. “Jika tidak tegas, daftar koleksi ketidakadilan ditumpuk, dan membiarkan berlarutnya penyimpangan didirikannya IM di Indonesia, serta turut serta dalam kemunafikan. PKS sedang menuju kehancuran dan menggali kubur sendiri,” kata Yusuf.
Yusuf juga menyesalkan rusaknya citra PKS selama ini. “Sangat logis, yang awal mulanya PK menjadi harapan umat Islam. Akhirnya, banyak yang kecewa, terbirit-birit, hengkang, dan meninggalkan PKS. Selamat jalan bagi Partai Dakwah yang telah diubah ‘terbuka’ secara Ilegal, berdasarkan kedustaan. Dan kebohongan publik itu digadang-gadangkan Hilmi Aminuddin bersama kubunya, seperti Anis Matta,” pungkas Yusuf Supendi.
Diberitakan sebelumnya, Fahri Hamzah melalui akun Twitter-nya @fahrihamzah mengatakan, Pancasila dan UUD 45 sudah Islami dan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammmad SAW. "Buat PKS, Pancasila dan UUD45 sudah Islami dan sesuai dengan sunah nabi dalam konstitusi medinah....gitu toh...," kicau @fahrihamzah, Kamis (24/01).
Fahri juga menegaskan, PKS tidak akan membuat negara agama di Indonesia. "Kalau partai2 lain mau bikin negara agama silahkan, kalau PKS saya jamin nggak..percaya saya deh. Saya tidak percaya negara agama. Agama tidak perlu negara. Tuhan tak perlu you! Oh ya, soal negara agama aku baca argumen Ikhwan dan Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) Mesir lebih masuk akal. tidak ada negara agama," kicau @fahrihamzah.[itoday/BringBackIslam]
Yusuf mengecam pernyataan Fahri yang menegaskan bahwa Pancasila dan UUD 45 sudah Islami dan sesuai dengan sunah Nabi dalam Konstitusi Madinah. “Sangat disesalkan ocehan itu mengatasnamakan PKS, maka citra PKS kian rusak di kalangan khalayak ramai. Senyatanya, ocehan itu sebagai pengakuan Fahri Hamzah bahwa dirinya tidak mengerti didirikannya Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir yang menjadikan Partai Kebebasan dan Keadilan sebagai sayap politiknya,” tegas Yusuf Supendi.
Selain itu, kata Yusuf, Fahri Hamzah tidak memahami tujuan didirikannya Ikhwanul Muslimin di Indonesia yang menjelmakan diri menjadi Partai Keadilan (PK), kemudian menampilkan diri menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “Jika Fahri Hamzah tidak mengerti dan tidak memahami tujuan didirikannya IM di Mesir dan IM di Indonesia, Itulah bukti kebodohannya tak terbantahkan,” kata Yusuf kepada itoday (26/01).
Namun, kata Yusuf, jika Fahri Hamzah berpura-pura tidak mengerti dan tidak memahami, berarti Fahri telah munafik. “Sebenarnya, atas kebodohan dan kemunafikan itu, semestinya Hilmi Aminuddin, Salim Segaf Al Jufrie, dan Abdullah Said Baharmis, Para Pendiri Ikhwanul Muslimin di Indonesia, sebagai kepanjangan IM di Mesir, secara cerdas memecat Fahri Hamzah dari keanggotaan IM di Indonesia dan mengeluarkannya dari keanggotaan PKS,” tegas Yusuf.
Lebih lanjut, Yusuf Supendi menegaskan, jika Fahri Hamzah tidak dipecat, dan masih duduk di DPR RI, berarti PKS menyetujui kebodohan dan kemunafikannya. “Jika tidak tegas, daftar koleksi ketidakadilan ditumpuk, dan membiarkan berlarutnya penyimpangan didirikannya IM di Indonesia, serta turut serta dalam kemunafikan. PKS sedang menuju kehancuran dan menggali kubur sendiri,” kata Yusuf.
Yusuf juga menyesalkan rusaknya citra PKS selama ini. “Sangat logis, yang awal mulanya PK menjadi harapan umat Islam. Akhirnya, banyak yang kecewa, terbirit-birit, hengkang, dan meninggalkan PKS. Selamat jalan bagi Partai Dakwah yang telah diubah ‘terbuka’ secara Ilegal, berdasarkan kedustaan. Dan kebohongan publik itu digadang-gadangkan Hilmi Aminuddin bersama kubunya, seperti Anis Matta,” pungkas Yusuf Supendi.
Diberitakan sebelumnya, Fahri Hamzah melalui akun Twitter-nya @fahrihamzah mengatakan, Pancasila dan UUD 45 sudah Islami dan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammmad SAW. "Buat PKS, Pancasila dan UUD45 sudah Islami dan sesuai dengan sunah nabi dalam konstitusi medinah....gitu toh...," kicau @fahrihamzah, Kamis (24/01).
Fahri juga menegaskan, PKS tidak akan membuat negara agama di Indonesia. "Kalau partai2 lain mau bikin negara agama silahkan, kalau PKS saya jamin nggak..percaya saya deh. Saya tidak percaya negara agama. Agama tidak perlu negara. Tuhan tak perlu you! Oh ya, soal negara agama aku baca argumen Ikhwan dan Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) Mesir lebih masuk akal. tidak ada negara agama," kicau @fahrihamzah.[itoday/BringBackIslam]
0 Response to "Pendiri PK: Tak Segera Pecat Fahri Hamzah, PKS Setujui Kemunafikan dan Kebodohan! "
Posting Komentar