GIDI bisa di Undang Ke Istana, Tapi Kalau Muslim dicap ‘Teroris’ ditembak Densus 88

Perwakilan masyarakat Tolikara, Papua menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka pada sore hari ini. Mereka menyampaikan kepada Presiden bahwa situasi di Tolikara saat ini sudah aman terkendali.

“Secara budaya orang Papua haram hukumnya bakar tempat ibadah. Tempat ibadah apa pun milik bersama. Semua agama bisa masuk tempat ibadah mana pun (di sana),” tutur Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Papua Pdt. Lipiyus Biniluk di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015).

Menurut Lipiyus, masyarakat Papua sangat sadar akan nilai budaya itu. Sehingga tak mungkin secara sengaja membakar musala. Masyarakat Papua yang mayoritas kristen tentu tak akan dengan sengaja membakar tempat peribadahan umat Islam untuk menjaga hubungan antar umat beragama.

“Jadi yang perlu diluruskan adalah musala itu terbakar karena kios terbakar. Di sana bangunan terbuat dari kayu sehingga mudah terbakar. Doakan saja proses pemulihan berjalan lancar,” imbuh Lipiyus.

Lipiyus yang juga Ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) mengapresiasi pemerintah yang cepat tanggap merespons peristiwa ini. PGLII yang menaungi GIDI sudah mengumpulkan data di lokasi dan telah memberikan kepada Presiden Jokowi sebagai pertimbangan.

Pertemuan dengan Presiden berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB. Sebanyak 8 orang perwakilan masyarakat menemui Jokowi dengan dijembatani oleh Stafsus Presiden Lennys Kogoya.  


sumber: detik.com

0 Response to "GIDI bisa di Undang Ke Istana, Tapi Kalau Muslim dicap ‘Teroris’ ditembak Densus 88"

Posting Komentar