Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tetap membulatkan tekadnya untuk
menutup kawasan lokalisasi Dolly dan Jarak pada 15 Juni mendatang meski
ada penolakan para penghuni kawasan tersebut.
Risma pun kukuh memperjuangkan niatnya itu meski hari ini dirinya didemo oleh sekitar seribu Pekerja Seks Komersial (PSK) Dolly. Ribuan PSK tersebut menolak komplek pelacuran itu ditutup.
“Ndak apa-apa demo. Saya kan harus menyelamatkan yang lebih besar lagi. Masa depan bangsa ini kan harus diselamatkan. Terutama anak-anak di sana,” tutur Risma usai menerima penghargaan Adipura Kencana di Istana Wapres, Jakarta, Kamis, (5/6).
Menurut Risma niatnya ini bahkan telah didukung oleh warga Surabaya. Terutama juga warga yang tinggal di sekitar kawasan Dolly.
“Saya harus beri ruang pada anak-anak di situ agar mereka bisa berhasil seperti anak-anak lain di Surabaya. Mereka juga penerus bangsa,” tegas Risma seperti diberitakan JPNN.com.
Sebelumnya diberitakan, sekitar seribu Pekerja Seks Komersial (PSK), pagi ini menggelar aksi penolakan penutupan lokalisasi Dolly.
Mereka yang menggelar aksi protes itu datang ke lokasi Gang Dolly, Kelurahan Putat Jaya dengan pakaian hitam dengan penutup kepala. Tak lupa, mereka juga mengenakan masker dan kacamata hitam. Sehingga, wajah mereka sedikit bisa dikenali. Setelah di Gang Dolly, mereka duduk diatas selembar koran. [pz/Islampos]
Risma pun kukuh memperjuangkan niatnya itu meski hari ini dirinya didemo oleh sekitar seribu Pekerja Seks Komersial (PSK) Dolly. Ribuan PSK tersebut menolak komplek pelacuran itu ditutup.
“Ndak apa-apa demo. Saya kan harus menyelamatkan yang lebih besar lagi. Masa depan bangsa ini kan harus diselamatkan. Terutama anak-anak di sana,” tutur Risma usai menerima penghargaan Adipura Kencana di Istana Wapres, Jakarta, Kamis, (5/6).
Menurut Risma niatnya ini bahkan telah didukung oleh warga Surabaya. Terutama juga warga yang tinggal di sekitar kawasan Dolly.
“Saya harus beri ruang pada anak-anak di situ agar mereka bisa berhasil seperti anak-anak lain di Surabaya. Mereka juga penerus bangsa,” tegas Risma seperti diberitakan JPNN.com.
Sebelumnya diberitakan, sekitar seribu Pekerja Seks Komersial (PSK), pagi ini menggelar aksi penolakan penutupan lokalisasi Dolly.
Mereka yang menggelar aksi protes itu datang ke lokasi Gang Dolly, Kelurahan Putat Jaya dengan pakaian hitam dengan penutup kepala. Tak lupa, mereka juga mengenakan masker dan kacamata hitam. Sehingga, wajah mereka sedikit bisa dikenali. Setelah di Gang Dolly, mereka duduk diatas selembar koran. [pz/Islampos]
0 Response to "Tri Rismaharini : Pantang Tutup Dolly Untuk Anak Indonesia"
Posting Komentar