Komandan Bataliyon Anshar al-Khilafah Itu Telah Menemukan Kehidupan Abadinya

Komandan Batalion Anshar Al-Khilafah, Mujahidوَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” (TQS. Ali Imran [3] : 169).


Berita duka atas syahidnya di antara para syuhada’ dan pahlawan Syam.

Media Informasi Hizbut Tahrir wilayah Suriah berduka atas syahidnya seorang pahlawan di antara para pahlawan revolusi Syam, yaitu asy Syahid sang pemberani Ibrahim al-Amin (Abu Shuthaif). Beliau syahid setelah tertembus peluru sniper pengkhianat di kota al-Safira, Aleppo, pada hari Selasa, 12/2/2013.

Tidak lama setelah kami selesai pertemuan yang begitu akrab dan istimewa bersama beliau, yaitu setelah pertemuan publik yang diselenggarakan oleh Media Informasi dengan para pelaku revolusi, pada tanggal 10/2/2013, di Atarib, Aleppo, kemudian kami melakukan dialog dengan beliau dan merekamnya, hingga ia menjadi di antara orang-orang yang dipanggil Tuhannya, wahai hamba Allah datanglah kepada-Ku sebagai seorang syahid yang terhormat dan diterima, insya Allah. Bahkan kami tidak menyadari bahwa beliau duduk di sebelah kami, sementara umurnya yang tersisa tidak lebih dari dua hari saja!

Semoga Allah merahmati Anda, wahai Abu Mustafa, tokoh revolusi Syam. Anda begitu tawadhu’, sopan, dekat dengan setiap orang. Sehingga tidak seorang pun yang melihat Anda dan berbicara dengan Anda, kecuali ia akan mencintai Anda karena Allah. Maka pantaslah Anda memperoleh kebahagiaan. Kami memohon kepada Allah SWT, kebaikan untuk Anda dengan menenpatkan Anda di sisi-Nya di tempat para pemimpin syuhada’. Dan kami tidak pernah melupakan, wahai pahlawan pemberani, bahwa ketika kami mulai mengenal Anda, kemudian kami ingin memutar ulang, kami tidak pernah lupa bagaimana Anda berbisik di telinga kami, dengan mengatakan: “Jangan katakan pahlawan padaku, sebab aku tidak seperti itu.” Lalu, kami menjawab dengan tersenyum: “Tetapi Anda adalah pahlawan, dan kami terinspirasi oleh keberanian orang-orang seperti Anda.”

Semua orang yang mengenal asy-Syahid Ibrahim al-Amin, putra Syam di tanah subur Aleppo, dan kelahiran desa Saharah Shamidah, maka pasti ia berkata bahwa beliau adalah contoh seorang pemberani sejak kecil. Beliau sangat mencintai Islam, dan merindukan Khilafah. Sehingga beliau berusaha dengan tekun dan penuh keikhlasan bersama para pengemban dakwah untuk mengembalikan kembali Khilafah ke tengah-tengah kehidupan. Sehingga, kecintaannya itu tidak pernah luntur apalagi hilang dimanapun beliau berada, dan kemanapun beliau pergi. Itulah yang membuat beliau diburu, ditangkap dan disiksa di penjara tirani Syam yang biadab selama bertahun-tahun. Akhirnya Allah memberinya kehormatan untuk keluar dari penjara, dan kemudian bergabung langsung dengan rakyat Syam yang tengah berjuang melawan ketidakadilan tiran Syam untuk mendirikan negara Islam. Dan beliau sangat dicintai oleh orang-orang di sekelilingnya, karena ketulusan, keikhlasan dan kesadarannya. Ketika beliau menanamkan di dalam jiwa mereka keteguhan dan cita-cita hingga terwujudnya bisyârah (berita gembira) dari Rasulullah, yaitu kembalinya Syam sebagai rumah bagi negara Islam. Bahkan ada cerita tentang beliau, dimana belaiau tidak pernah terpisah dengan râyah (bendera) Rasulullah. Bendera itu selalu berkibar di mobilnya dan di rumahnya atau di semua perjalanannya. Beliau mengatakan bahwa kita semua tebusan bagi bendara ini. Ia adalah tempat berpijaknya harapan dan pengikat cita-cita, bahkan untuknya kita layak mengorbakan darah nyawa.

Semoga Allah merahmatimu, wahai Abu Mustafa, dan semoga Allah menggantikan untukmu rumah yang lebih baik, dan keluarga yang lebih baik dari keluargamu, dan semoga Allah member keluargamu, istrimu dan anak-anakmu kesabaran dan hiburan. Dan semoga Allah mengumpulkan kami bersamamu, dan mengumpulkan kamu bersama orang yang kamu cintai di surga tempat kenikmatan, insya Allah. Sungguh kami sangat sedih berpisah denganmu, wahai Ibrahim. Namun, kami tidak mengatakan kecuali apa yang diridhai Allah SWT. Kami memohon kepada Allah, semoga Allah segera membalas setiap darah suci yang ditumpahkan oleh Basyar sang penghisap darah, dan siapa saja yang bersamanya, di belakangnya dan membantunya, baik dari kaum kafir Barat, atau para penguasa Arab dan kaum Muslim. Kami memohon kepada Allah SWT, semoga Allah segera menghibur kita semua dengan berdirinya Khilafah Rasyidah yang tegak di atas metode kenabian, yang akan memuliakan kami dan sebaliknya menghinakan musuh-musuh kami. Dan mewujudkan semua itu bagi Allah amatlah mudah. Sungguh kami semua adalah milik Allah, dan kepada-Nya kami semua akan kembali, innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.

Untuk itu, Media Informasi Hizbut Tahrir wilayah Suriah mendirikan tenda di desa Saharah, tanah subur Aleppo, yang dikhususkan sebagai penghormatan bagi asy-Syahid untuk menyambut para simpatisan, dan di dalam tenda itu dilakukan beberapa kegiatan, dan berbagai testimoni, dimana semuanya berjalan dengan pertolongan Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ * ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً * فَادْخُلِي فِي عِبَادِي * وَادْخُلِي جَنَّتِي

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surge-Ku.” (TQS. Al-Fajr [89] : 27-30).

Ketua Media Informasi Hizbut Tahrir wilayah Suriah
Ir. Hisyam al-Baba

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 13/2/2013.[www.bringislam.web.id]

0 Response to "Komandan Bataliyon Anshar al-Khilafah Itu Telah Menemukan Kehidupan Abadinya"

Posting Komentar