Terkait isu partai harus pisah dengan agama, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto mengatakan justru partai Jangan menjauh dan harus berpegang teguh pada agama (Red; Islam).
“Tentu tidak, malah karena partai, pimpinan partai, kader-kader partai tidak berpegang teguh pada Islam jadinya korupsi,” ujarnya saat dihubungi mediaumat.com, Kamis (7/2), Jakarta.
Menurutnya, korupsi Partai Islam lalu mewacanakan pemisahan agama itu tidak tepat. Sebab, Partai Islam itu jauh dari Islam akhirnya korupsi.
Artinya, lanjut Ismail, walau namanya Partai Islam, berasas Islam. Tapi, Islam itu tidak digunakan dalam konsep-konsep partai itu, baik arah perjuangannya, interaksinya hingga tidak menggunakan tolak ukur syariah Islam. Maka terjadilah sesuatu yang dilakukan juga Partai Sekuler.
“Semestinya Islam itu dijadikan, sebagai benar-benar asas, dasar berfikir dan berprilaku. Baik dalam konteks partai maupun dalam konteks individu (pimpinan dan kadernya),” ujarnya.
Ismail menambahkan, selama ini partai-partai Islam belum mencerminkan Islam. Inilah menurutnya yang harus dievaluasi oleh masyarakat maupun oleh partai Islam itu sendiri.
“Kalau partai sekuler korupsi terima suap, ini malah ternyata pimpinan dan kader Partai Islam pun melakukan itu. Itukan yang membuat orang akan mengatakan Partai Islam sama saja dengan Partai Sekuler,” pungkasnya. [mediaunat/www.bringislam.web.id]
“Tentu tidak, malah karena partai, pimpinan partai, kader-kader partai tidak berpegang teguh pada Islam jadinya korupsi,” ujarnya saat dihubungi mediaumat.com, Kamis (7/2), Jakarta.
Menurutnya, korupsi Partai Islam lalu mewacanakan pemisahan agama itu tidak tepat. Sebab, Partai Islam itu jauh dari Islam akhirnya korupsi.
Artinya, lanjut Ismail, walau namanya Partai Islam, berasas Islam. Tapi, Islam itu tidak digunakan dalam konsep-konsep partai itu, baik arah perjuangannya, interaksinya hingga tidak menggunakan tolak ukur syariah Islam. Maka terjadilah sesuatu yang dilakukan juga Partai Sekuler.
“Semestinya Islam itu dijadikan, sebagai benar-benar asas, dasar berfikir dan berprilaku. Baik dalam konteks partai maupun dalam konteks individu (pimpinan dan kadernya),” ujarnya.
Ismail menambahkan, selama ini partai-partai Islam belum mencerminkan Islam. Inilah menurutnya yang harus dievaluasi oleh masyarakat maupun oleh partai Islam itu sendiri.
“Kalau partai sekuler korupsi terima suap, ini malah ternyata pimpinan dan kader Partai Islam pun melakukan itu. Itukan yang membuat orang akan mengatakan Partai Islam sama saja dengan Partai Sekuler,” pungkasnya. [mediaunat/www.bringislam.web.id]
0 Response to "Jangan Pisahkan Parta Dengan Agama"
Posting Komentar